Farmasi (bahasa Inggris: pharmacy, bahasa Yunani: pharmacon, yang berarti : obat) merupakan salah satu bidang profesional
kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang
mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat.
Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik farmasi tradisional seperti
peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi modern yang
berhubungan dengan layanan terhadap pasien (patient care)
di antaranya layanan klinik,
evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat.
Kata farmasi berasal dari kata farma (pharma).
Farma merupakan istilah yang dipakai pada tahun 1400 - 1600an.
1.
Paracelsus (1541-1493 SM) berpendapat
bahwa untuk membuat sediaan obat perlu pengetahuan kandungan zat aktifnya dan
dia membuat obat dari bahan yang sudah diketahui zat aktifnya
2.
Hippocrates (459-370 SM) yang
dikenal dengan “bapak kedokteran” dalam praktek pengobatannya telah menggunakan
lebih dari 200 jenis tumbuhan.
3.
Claudius Galen (200-129 SM)
menghubungkan penyembuhan penyakit dengan teori kerja obat yang merupakan
bidang ilmu farmakologi.
4.
Ibnu Sina (980-1037) telah
menulis beberapa buku tentang metode pengumpulan dan penyimpanan tumbuhan obat
serta cara pembuatan sediaan obat seperti pil, supositoria, sirup dan
menggabungkan pengetahuan pengobatan dari berbagai negara yaitu Yunani, India,
Persia, dan Arab untuk menghasilkan pengobatan yang lebih baik.
5.
Johann Jakob Wepfer (1620-1695)
berhasil melakukan verifikasi efek farmakologi dan toksikologi obat pada hewan
percobaan, ia mengatakan :”I pondered at length, finally I resolved to
clarify the matter by experiment”. Ia adalah orang pertama yang
melakukan penelitian farmakologi dan toksikologi pada hewan percobaan.
Percobaan pada hewan merupakan uji praklinik yang sampai sekarang merupakan persyaratan sebelum obat diuji–coba secara klinik pada manusia.
6.
Institut Farmakologi pertama
didirikan pada th 1847 oleh Rudolf Buchheim (1820-1879) di Universitas Dorpat
(Estonia). Selanjutnya Oswald Schiedeberg (1838-1921) bersama dengan pakar
disiplin ilmu lain menghasilkan konsep fundamental dalam kerja obat meliputi
reseptor obat, hubungan struktur dengan aktivitas dan toksisitas selektif.
Konsep tersebut juga diperkuat oleh T. Frazer (1852-1921) di Scotlandia, J. Langley (1852-1925) di Inggris dan
P. Ehrlich (1854-1915) di Jerman.
Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan
tradisional yang berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, dan
Wilayah Asia lainnya. Mulanya “ilmu pengobatan” dimiliki oleh orang tertentu
secara turun-temurun dari keluarganya. Bila kamu sering nonton film Cina, pasti
banyak kalian lihat para tabib yang mendapatkan ilmunya dari keluarga secara
turun-temurun. Itu gambaran “ilmu farmasi” kuno di Cina. Kalau di Yunani, yang
biasanya dianggap sebagai tabib adalah pendeta.
Dalam legenda kuno Yunani, Asclepius, Dewa Pengobatan menugaskan
Hygieia untuk meracik campuran obat yang ia buat. Oleh mmasyarakatt Yunani
Hygiea disebut sebagai apoteker (Inggris : apothecary). Sedangkan di Mesir,
paktek farmasi dibagi dalam dua pekerjaan, yaitu : Yang mengunjungi orang sakit
dan yang bekerja di kuil menyiapkan racikan obat.
Buku tentang bahan obat2an pertama kali ditulis di Cina sekitar
2735 SM, kemudian sekitar tahun 400 SM berdirilah sekolah kedokteran di Yunani.
Salah seorang muridnya adalah Hipocrates yang menempatkan profesi tabib pada
tataran etik yang tinggi. Ilmu farmasi secara perlahan berkembang.
Di dunia Arab pada abad VIII, ilmu farmasi yang dikembangkan
oleh para ilmuwan Arab menyebar luas sampai ke Eropa. Pada masa ini sudah mulai
dibedakan peran antara seorang herbalist dengan kedokteran terjadi pada tahun
1240 ketika Kaisar Frederick II dari Roma melakukan pemisahan tersebut.
Maklumat yang dikeluarkan tentang pemisahan tersebut menyebutkan bahwa masing2
ahli ilmu mempunyai keinsyafan, standar etik, pengetahuan, dan keterampilan
sendiri-sendiri yang berbeda dengan ilmu lainnya.
Dengan keluarnya maklumat kaisar ini, maka mulailah sejarah baru
perkembangan ilmu farmasi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Berdasarkan hal
tersebut maka lambang Ilmu Farmasi dan Kedokteran Berbeda. Ilmu Farmasi memakai
lambang cawan dililit ular sedangkan kedokteran tongkat dililit ular.
Logo Farmasi
Logo Kedokteran
Demikian beberapa ulasan sejarah farmasi Dunia barat yang semuanya
berawal dari Hipocrates yang dikenal sebagai bapak kedokteran, jika dilihat
secara mendalam maka ilmu kefarmasian dan ilmu kedokteran memiliki sumber yang sama sehingga diharapkan keilmuan ini dapat bekerja sama untuk mencapai
efek terapi yang maksimal bagi pasien.
1 komentar:
terimakasih :)
Posting Komentar