BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Dewasa ini pengobatan dengan menggunakan ramuan tradisional sangat popular di Indonesia. Ramuan tradisional merupakan media pengobatan yang menggunakan tanaman dengan kandungan bahan-bahan alamiah sebagai bahan bakunya. Berbagai jenis tanaman yang berhasiat obat sebenarnya banyak yang didapat diperoleh disekitar kita, seperti dihalaman rumah, pinggir jalan, atau dapur sebagai bahan atau bumbu makanan.
Kunyit yang mempunyai kandungan kurkumin, dapat juga digunakan sebagai ekstrak kurkumin dapat mencegah kerusakan hati yang diinduksi alkohol pada tikus yang mekanisme kerjanya melalui inhibisi gen NF-kB. Kurkumin memblok endotoksin yang merupakan hasil dari aktivasi NF-kB dan menekan cytokin, chemokin, Cyclooxygenase-2 (COX-2), dan inducible Nitrit Oxydase Sinthetase (iNOS), sehingga mencegah kerusakan hati. Ekstrak kurkuma juga dapat mencegah hepatotoksisitas yang diinduksi senyawa kimia CCl4 (karbontetraklorida) dengan mekanisme berikatan dengan protein dan reseptor pada permukaan membran sel menggantikan senyawa toksik dan mencegah kerusakan sel.
Seiring dengan perkembangan ternyata kunyit yang mengandung kurkumin juga dapat digunakan sebagai obat diabetes mellitus tipe 2.
B. Maksud Penulisan.
Mengetahui cara pengobaan diabetes tipe 2 yang berhubungan dengan inhibitor dipeptidil peptidase-4.
C. Tujuan Penulisan.
Untuk mengenal mekanisme kerja dipeptidil peptidase-4 dalam pengobatan diabetes tipe 2.
D. Manfaat Penulisan.
Agar mahasiswa mengetahui obat-obat baru dalam penanggulangan penyakit diabetes mellitus tipe 2.
E. Rumusan Masalah.
1. Definisi diabetes mellitus.
2. Definisi diabetes mellitus tipe 2.
3. Kurkumin.
4. Mekanisme aksi dari DPP-4.
5. Kurkumin sebagai senyawa penuntun unutk pengembangan inhibitor DPP-4 baru.
6. Vildagliptin dan sildagliptin.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Diabetes mellitus.
Diabetes mellitus diturunkan dari bahasa Yunani yaitu “diabetes” yang berarti pipa air melengkung (Syphon). Diabetes dinyatakan sebagai keadaan dimana terjadi produksi urin melimpah pada penderita. Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang melibatkan hormone endokrin pangkreas, antara lain insulin dan glukogen. Manifestasi utamanya mencakup gangguan metabolism lpid, karbohidrat, dan protein yang pada gilirannya merangsang kondisi hiperglikemia. Kondisi hiperglikemia tersebut akan berkembang menjadi dibetes mellitus dengan berbagai bentuk manifestasi komplikasi. Terdapat beberapa definisi yang dapat mempresentasikan penyebab, perantara dan wujud komplikasi tersebut. Diabetes melitu menurut Beenen (1996) adalah suatu sindrom yang mempunyai ciri kondisi hiperglikemik kronis, gangguan metabolism karbohidrat, lemak dan protein, terkait dengan defisiensi sekresi atau insulin secara absolute atau relative, sedangkan Khan (1995) memberikan definisi diabetes mellitus sebagai sindrom kompleks terkait dengan metabolism karbohidrat, lemak dan protein dengan cirri-ciri hiperglikemik dan gangguan metabolisme glukosa, serta terkait secara patologi dengan komplikasi mikrofaskuleh yang spesifik, penyakit mikrofaskuler sekunder pada perkembangan aterosklerosis dan beberapa komplikasi yang lain meliputi neuropati, komplikasi dengan kehamilan dan memperparah kondisi infeksi.
B. Definisi Diabetes Melitus tipe 2.
Diabetes mellitus terbagi menjadi 2 berdasarkan sekresi insulin endogen untuk mencegah ketoasidosis yaitu 1. Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDN) = insulin dependen diabetes mellitus atau tipe 1. Dan 2. Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM) = non insulin dependen diabetes mellitus atau tipe 2.
Dibetes mellitus tipe 2 merupakan kelompok penyakit dengan karasteristik terjadinya resistensi insulin dan gangguan sel β langerhans pangkreas dalam mengsekresi insulin. “Pada penderita diabetes tipe 2, terjadi kekurangan inkretin sehingga keseimbangan glukagon dan insulin terganggu. Kurangnya jumlah inkretin diibaratkan kunci (insulin) untuk membuka pintu (Glukagon) agar glukosa masuk dalam sel tidaklah pas. Ini yang lebih rumit lagi,” tuturnya. Tidaknya pas kunci tersebut, lanjutnya, dikarenakan penghambatan DPP-4 (Dipeptidly Peptidase-4), sejenis Protein yang memecah sistem sel beta dan alfa pada pankreas.
C. Kurkumin.
Kurkumin adalah senyawa aktif yang ditemukan pada kunyit. Zat ini adalah polifenol dengan rumus kimia C21H20O6. Kurkumin dapat memiliki dua bentuk tautomer: keton dan enol. Struktur keton lebih dominan dalam bentuk padat, sedangkan struktur enol ditemukan dalam bentuk cairan. Kurkumin dikenal karena sifat antitumor dan antioksidan yang dimilikinya.
D. Mekanisme aksi dari DPP-4.
Dipeptidil peptidase 4 inhibitor mencegah inaktifasi glucagon peptide 1 dan ini meningkatkan tingkat glucagon peptide 1. Peningkatan tingkat glucagon peptide 1 terlihat sepanjang 24 jam yaitu baik setelah makan konsumsi dan dalam keadaan puasa. Pentingnya glucagon peptide 1 untuk tindakan dopeptidil peptidase inhibitor ini terbukti dari studi hewan menunjukan bahwa dipeptidil peptidase 4 inhibisi tidak memperbaiki homeostasi glukosa pada tikus dengan penghapusan genetic glucagon peptide 1 dan GIP reseptor. Glukagon peptide 1 pada gilirannya merangsang sekresi insulin dan telah didokumentasikan yang akut β fungsi sel meningkat juga oleh dipeptidil peptidase 4.
E. Kurkumin sebagai senyawa penuntun unutk pengembangan inhibitor DPP-4 baru.
Kurkumin, senyawa alami berupa pigmen kuning dalam kunyit (Curcuma longa, L.) berdasar studi docking ternyata berpotensi sebagai senyawa penuntun untuk pengembangan inhibitor DPP4 baru. Pendekatan docking dengan metode default di program Molecular Operating Environment (MOE) 2007.0902 menunjukkan bahwa kurkumin menduduki tempat aktif yang sama dengan analog sitagliptin (kode pdb: 2P8S)1 dengan score yang relatif sama (Kurkumin: -15,64 kkal/mol; analog sitagliptin: -16,77 kkal/mol; Catatan: semakin rendah semakin stabil, semakin bagus ikatannya). Visualiasi tempat aktif di bawah ini menunjukkan bahwa analog sitagliptin memiliki 5 ikatan hidrogen dengan DPP4, yaitu dengan GLU_205-206, SER_209, ARG_358 dan TYR 662, serta interaksi pi-pi dengan TYR_662. Kurkumin hanya memiliki 4 ikatan hidrogen, yaitu dengan GLU_206, ARG_358, TYR_547 dan TYR_662. Hal ini menjelaskan mengapa score senyawa analog sitagliptin sedikit lebih baik dibanding kurkumin.
F. Vildagliptin dan sildagliptin.
Sitagliptin (JANUVIATM) dan Vildagliptin (GALVUSTM) telah hadir dan memberikan harapan baru bagi penderita diabetes (diabetesi). Karena obat antidiabetes generasi baru tersebut menjadikan protein Dipeptidyl Peptidase-4 (DPP4) sebagai target mekanisme aksinya, hal ini sekaligus merupakan validasi bahwa DPP4 sebagai target potensial untuk pengembangan obat diabetes baru. Sebagai pemodel molekul, keberadaan struktur kristal DPP4, baik tanpa maupun dengan inhibitor.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
1. Kurkumin merupakan zat warna kuning yang terdapat pada tanaman seperti kunyit.
2. Kurmin ternyata berpotensi sebagai senyawa penuntun uuntuk pengembangan inhibitor dipeptidil peptidase-4.
3. Senyawa kurkumin mempunya 4 ikatan hydrogen sedangkan sildaglipti mempunya 5 ikatan hydrogen dengan DPP-4 sehingga sildagliptin sedikit lebih efektif dari pada kurkumin.
B. Saran.
1. Diharapkan kepada asisten pemberi tugas untuk lebih jelas apakah paper atau makalah, agar mahasiswa tidak keliru dalam membuat tugas.
2. Lebih dibutuhkan lagi bimbingan dari asisten dalam pembuatan tugas.
0 komentar:
Posting Komentar