Loading Gitu Lho....
Sumber: http://cyiberart.blogspot.com/2012/10/membuat-kursor-animasi-mulur.html#ixzz2ENZFR9eB

Senin, Desember 10

Diuretik

Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dalam air. Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstra sel kembali menjadi normal. Diuretik dapat dibagi menjadi 5 golongan yaitu :
1. Diuretik osmotik
2. diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase
3. diuretik golongan tiazid
4. diuretik hemat kalium
5. diuretik kuat
6. Diuretik osmotik

1. Diuretik osmotik mempunyai tempat kerja :
a. Tubuli proksimal Diuretik osmotik ini bekerja pada tubuli proksimal  dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air melalui daya osmotiknya.
b. Ansa enle Diuretik osmotik ini bekerja pada ansa henle dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air oleh karena hipertonisitas daerah medula menurun.
c. Duktus Koligentes Diuretik osmotik ini bekerja pada Duktus Koligentes dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air akibat adanya papillary wash out, kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau adanya faktor lain. Istilah diuretik osmotik biasanya dipakaiuntuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi oeh ginjal. Contoh dari diuretik osmotik adalah ; manitol, urea, gliserin dan isisorbid.

2. Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase Diuretik ini bekerja pada tubuli Proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi bikarbonat. Yang termasuk golongan diuretik ini adalah asetazolamid, diklorofenamid dan meatzolamid.
3. Diuretik golongan tiazid Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu tubuli distal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium klorida. Obat-obat diuretik yang termsuk golongan ini adalah ; klorotiazid, hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid, siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan indapamid.
4. Diuretik hemat kalium Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli distal dan duktus koligentes daerah korteks dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan sekresi kalium dengan jalan antagonisme kompetitif (sipironolakton) atau secara langsung (triamteren dan amilorida).
5. Diuretik kuat Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan cara menghambat transport elektrolit natrium, kalium, dan klorida. Yang termasuk diuretik kuat adalah ; asam etakrinat, furosemid dan bumetamid.

jaringan ( epidermis )

Epidermis merupakan jaringan paling luar pada setiap organ tumbuhan, misal : batang, akar, daun, dan sebagainya. Juga pada bunga, buah, biji sebelum mengalami penebalan sekunder. Epidermis melindungi bagian dalam organ tumbuhan, sehingga disebut jaringan pelindung. Fungsi epidermis : -Sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena adanya penguapan -Sebagai pelindung terhadap kerusakan mekanik -Sebagai pelindung terhadap perubahan toC -Sebagai pelindung terhadap hilangnya zat-zat makanan Epidermis akar disebut juga epiblem/rhizodermis; hanya dijumpai pada akar yang masih muda. Pada akar dan batang yang telah mengalami penebalan sekunder, fungsi epidermis diambil alih oleh jaringan di bawahnya yaitu periderm atau jaringan gabus. Epidermis Spermatophyta biasanya hanya terdiri 1 lapis sel. Tetapi pada beberapa tumbuhan tertentu terdapat beberapa lapis sel epidermis, yang secara morfologi dan fisiologi berbeda dengan jaringan dasar bagian dalam. Lapisan ini secara ontogeni berkembang dari 2 jaringan meristem yang berbeda. ─ Lapisan epidermis dari protoderm 1 lapisan terluar ─ Lapisan hipodermis/hidrodermis, dari meristem dasar terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan epidermis dan hipodermis tersebut bersama-sama sering disebut sebagai multiseriate epidermis/multiple epidermis/epidermis ganda. Epidermis seperti ini dapat dijumpai pada beberapa tumbuhan tertentu. Misal : Moraceae (Ficus elastica), Begoniaceae, Piperaceae, Chenopodiaceae. Velamen pada tanaman anggrek juga merupakan epidermis multiseriate. Hipodermis sel-selnya sering untuk menyimpan air disebut jaringan air/hidrodermis. Derivat epidermis : Adalah suatu bangunan/alat tambahan pada epidermis yang berasal dari sel inisial yang sama dengan epidermis tertentu mempunyai struktur dan fungsi yang berlainan dengan epidermis itu sendiri. Macam-macam derivat epidermis : - Stoma(ta) - sel kipas - sel kersik - trikoma(ta) - velamen - litokis, dll Bentuk-bentuk sel epidermis, bermacam-macam, misalnya : ─ seperti kubus/prisma, tidak teratur dari permukaan merupakan segi banyak, ada yang dindingnya berkelok-kelok tidak teratur, memanjang pada Monokotil. Sifat-sifat sel epidermis : -Selnya masih hidup, susunan rapat satu sama lain, tanpa ruang antar sel. -Plasma sel merupakan selaput, melekat pada dinding sel dengan sebuah vakuola yang besar di pusat yang berisi cairan sel. Kadang-kadang berisi antosian pada mahkota bunga dan daun Zebrina pendula dan kol merah -Plastida umumnya berupa leukoplas, hanya pada beberapa tumbuhan tertentu beberapa Pteridophyta dan tumbuhan air dan tumbuhan yang hidup di tempat teduh dapat dijumpai kloroplas. -Dinding luar yang berbatasan dengan udara luar relatif lebih tebal daripada dinding sel sebelah dalam Dinding luar epidermis biasanya mengandung kutin (senyawa lemak) terdapat di antara / dalam ruang inter fibrilar / inter miselar selulosa. Di sebelah luar dinding luar biasanya dilapisi dengan kutikula. Biasanya kutikula tidak dijumpai pada akar yang tumbuh aktif. Tebalnya kutikula tidak sama pada semua tumbuhan, umumnya lebih tebal pada tumbuhan yang hidup pada habitat kering. Pada permukaan kutikula sering dijumpai endapan lilin yang menyebabkan daun dan buah menjadi berkilat. Dijumpai ada tanaman : Brassica, Dianthus, Saccharum, daun Musa untuk menjaga kelembaban permukaan Keterangan mengenai beberapa derivat epidermis : 1. STOMATA Fungsi stomata : -Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis -Sebagai jalan penguapan (transpirasi) -Sebagai jalan pernafasan (respirasi) Susunan anatomi sebuah stoma dilihat pada penampang lintang : 1. sel penutup 2. sel tetangga 3. porus 4. dinding perut 5. dinding punggung 6. dinding luar 7. dinding dalam 8. rigi luar 9. rigi dalam TIPE-TIPE STOMA : ditinjau dari berbagai sudut : Ditinjau dari bentuk dan letak penebalan dinding sel penutup serta arah membukanya sel penutup. a) Tipe Amaryllidaceae b) Tipe Gramineae c) Tipe Mnium d) Tipe Heleborus Menurut jumlah dan letak sel tetangga pada Dicotyledoneae a) Tipe Ranunculaceae / anomositik / irregular celled - jumlah sel tetangga tdak tertentu - sel tetangga = epidermis - terdapat : Ranunculaceae, Sambucus sp, Heleborus sp dan Cucurbita sp b) Tipe Caryophyllaceae/Labiatae/diasitik/cross-celled - 2 sel tetangga - dinding pemisah tegak lurus panjang stoma - terdapat : Labiatae, misa : Orthosiphon stamineus c) Tipe Rubiaceae/parasitik/paralel-celled - 2 sel tetangga - dinding pemisah searah poros panjang stoma - terdapat : Rubiaceae, Erythroxylon coca, Phaseolus sp d) Tipe Cruciferae/Solanaceae/anisositik/unequal-celled - umumnya 3 sel tetangga - salah satu lebih kecil/lebih besar dari yanglain - terdapat : Solanaceae, misal : Datura metel, Nicotiana tabacum e) Tipe aktinositik/radiate celled - 4 atau lebih sel tetangga - tersusun radier - terdapat : Proteaceae f) Tipe siklositik modifikasi tipe aktinositik - 4 atau lebih sel tetangga - tersusun teratur membentuk lingkaran mengelilingi stoma - terdapat : Proteaceae Stebbins & Khush (dalam Fahn, 1991) mengemukakan tipe-tipe stoma pada Monokotil. 1. Sel penutup / sel penjaga dikelilingi oleh 4-6 sel tetangga. Umumnya dijumpai pada anggota Araceae, Commelinaceae, Musaceae, Cannaceae, Zingibraceae. 2. Sel penutup stoma dikelilingi oleh 4-6 sel tetangga, yang 2 bentuknya bundar, lebih kecil dan terdapat di ujung sel penutup stoma. Umumnya dijumpai pada anggota Palmae, Pandanaceae, Cyclantaceae. 3. Sel penutup dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang sama dengannya, 1 setiap sisi. Contoh pada anggota Pontederiaceae, Flagellariaceae, Butomales, Alismatales, Potamogetonales, Cyperales, Graminales, Juncales, dan lain-lain. 4. Sel penjaga tidak bergabung dengan sel sel tambahan yang manapun. Contoh pada Liliales (kecuali Pontederiaceae) Dioscoreales, Amaryllidales, Iridales, Orchidales, dll. Menurut letak sel-sel penutup terhadap permukaan epidermis : a) Tipe paneropor Mesophyta b) Tipe kriptopor Xerophyta, Pinus sp, Ficus sp c) Tipe yang menonjol di atas permukaan helaian daun tumbuhan air yang daunnya terapung (misal : Teratai) Menurut sejarah terjadinya : a) Mesogenus : sel penutup dan sel tetangga berasal dari sel induk yang sama b) Perigenus : sel induk tidak sama, sel tetangga berasal dari sel yang terletak di sekitar sel induk penutup stoma c) Mesoperigenus : sel penutup dan salah satu sel tetangga sel induknya sama, sel tetangga yang lain dari sel induk di sekitar s.i. penutup stoma 2. TRIKOMA(TA) (Rambut Daun) -Trikoma adalah alat tambahan pada epidermis yang berupa tonjolan/rambutrambut -Dijumpai pada seluruh organ : daun, batang, bunga, buah, akar; tetapi terutama terdapat pada daun disebut rambut daun. Berdasar jumlah sel penyusunnya, dibedakan menjadi : ─ Trikoma uniseluler (tunggal) : berupa sebuah sel, umumnya tidak bercabang tetapi kadang-kadang bercabang. ─ Trikoma multiseluler (bersel banyak) : merupakan 1 deretan sel/beberapa lapis (deretan) sel. Ada yang terdiri dari bagian tangkai + bagian kepala; bercabang seperti pohon (dendroid) atau dapat juga mempunyai cabang yang memanjang dan mendatar (stellate hairs) Berdasar ada tidaknya fungsi sekresi, dibedakan menjadi : a) Trikoma non glanduler (tanpa kelenjar) : sering disebut “ rambut biasa “ (rambut pelindung) : - bila sel-selnya tidk berfungsi sebagai jaringan sekretoris Contoh : -Papillae (papila) : terdapat pada corolla/perhiasan bunga -Rambut uniseluler sederhana / multiseluler uniseriat : umumnya dijumpai pada Lauraceae, Moraceae, Triticum, Hordeum, Gossypium (rambut biji), Ceiba pentandra (rambut buah). -Rambut skuamiform (bentuk sisik) yang multiseluler dan memipih secara nyata sekali - tidak bertangkai duduk disebut sisik - bertangkai rambut berbentuk perisai (peltata) -Rambut multiseluler yang berbentuk bintang (stelata) atau berbentuk seperti tepat lilin (kandelabrum) - Rambut bintang : pada Styrax officinalis, Hibiscus tiliaceus - Rambut kandelabrum : Verbasum (Fahn Gb 89 – 1 / hal 287) -Rambut kasar multiseriat : pada pangkal tangkai daun Portulaca oleracea pada Schizanthus dan spesies-spesies tertentu dari Compositae -Rambut uniseluler pada tembakau (Nicotiana tabacum) -Rambut-rambut pada akar (rambut akar) adalah sel epidermis berbentuk tabung memanjang, umumnya tidak bercabang, dinding tipis, vakuola lebar, umumnya uniseluler kecuali pada Kalanchoe fedschenkoi pada akar udara ditemukan rambut akar yang bercabang. Dihasilkan oleh sel epidermis tertentu yang disebut trikoblast / sel berambut / sel pilifer. Sel ini umumnya kurang memanjang dibandingkan sel epidermis yang lain. Rambut akar dibentuk pada akar muda, di luar daerah meristematik. Umumnya umur rambut akar singkat (beberapa hari). Dengan kematian rambut akar dan bila sel tidak mengelupas dinding sel epidermis menjadi bergabus dan berlignin. b) trikoma glanduler /rambut kelenjar Apabila selnya atau salah satu selnya mempunyai fungsi sekresi sebagai sel/ jaringan sekretoris. Trikom yang terdiri dari bagian tangkai dan kepala, umumnya fungsi sekresi di bagian kepala. Contoh : -Trikom sekresi garam : rambut seperti gelembung yang terdiri atas sel sekresi yang besar di ujung tangkai yang terdiri atas 1 atau beberapa sel. Misal : pada Atriplex portulacoides -Kelenjar multiseluler terdiri atas beberapa sel sekresi dan sel pengumpul di pangkal. Misal : - Kelenjar kapur pada Plumbago capensis - Kelenjar garam pada Limonium, Avicenia dan Tamarix -Hidatoda trikom : Trikom yang mengeluarkan larutan encer yang berisi beberapa bahan organik dan anorganik Misal : pada daun muda dan batang Cicer arientinum : terdiri dari tangkai uniseriat dan kepala lonjong yang bersel banyak. -Trikoma sekresi nektar / klj madu : misal pada Abutilon, corolla Lonicera yaponica, Trapaeolum majus -Trikoma sekresi getah : misal pada ochrea Rumex dan Rheum getah terutama polisakarida -Rambut sengat : misal pada Urtica, Fleurya interupta (lateng) - terdiri sel tunggal, panjang, pangkal melebar seperi kandung kemih, bagian atas menyempit seperti jarum, ujung mengalami penebalan (silika, agak ke bawah dengan kalsium). Di dalam sel berisi cairan : Histamin, Acetil cholin & Na-formiat yang menyebabkan rasa gatal. -Koleter : trikom yang menghsilkan bahan lengket disebut rambut perekat. Berbentuk seperti gelembung, terdiri dari bagian kepala dan tangkai, baik uniseluler maupun muli seluler. Tangkai kadang-kadang tidak ada. Misal daun dan tunas-tunas Rosa, Aesculus, Coffea dan lain-lain. -Pada Ortosiphon stamineus : 1 sel tangkai dan 4 sel kepala Mentha piperita : sel kepala : 8 sel kepala Di dalam sel trikoma umumnya tipis dan mengandung selulosa, tetapi ada yang mengalami lignifikasi sehingga dindingnya tebal. Fungsi trikoma pada masing-masing organ : -Pada akar : untuk memperluas bidang penyerapan air dan unsur-unsur hara -Pada daun : untuk mengurangi besarnya penguapan, mengurangi gangguan hewan/manusia, meneruskan rangsang (trikoma kaya akan plasma) -Pada bunga : nectaria mengeluarkan madu untuk menarik serangga membantu penyerbukan. Pada kepala putik mengeluarkan zat perekat ss mudah melekat terjadi penyerbukan pembuahan -Pada biji : biji menjadi ringan mudah diterbangkan oleh angin membantu penyebaran - mencegah gangguan serangga yang akan merusak biji menyerap air biji lekas berkecambah dan tumbuh -Pada batang : untuk mengurangi penguapan dan untuk memanjat (Kaktus, Rotan) KEGUNAAN TRIKOMA bagi manusia, antara lain : -Rambut biji kapas (Gossypium sp) bahan penting untuk tekstil -Rambut buah kapok (Ceiba pentandra) bahan kasur -Rambut kelenjar daun Mentha piperita bahan obat mengandung minyak permen -Rambut kelenjar daun teh (Camellia sinensis) aroma pada air teh Beda antara Trikoma, Emergensia dan Spina -Trikoma : tonjolan pada permukaan organ yang dibentuk oleh sel epidermis mudah lepas -Emergensia : tonjolan pada permukaan organ yang tidak hanya dibentuk oleh sel-sel epitelium tetapi juga dibentuk oleh sel-sel sub epidermal, yaitu sel-sel atau jaringan-jaringan yang terdapat di daerah cortex. Contoh : - tonjolan-tonjolan pada buah kecubung (Datura metel) - rambut-rambut pada kulit buah rambutan - duri tempel pada tanaman mawar masih agak mudah lepas -Spina : adalah duri dalam arti yang sebenarnya. Tonjolan pada permukaan epidermis yang dibentuk oleh sel-sel atau jaringan di daerah stele. Contoh : duri pada batang Bougainviella spectabilis 3. SEL KIPAS/BULLIFORM CELL : Dijumpai pada Gramineae dan anggota Monocotyledoneae yang lain, kecuali Helobiae, berupa sel-sel berdinding tipis dengan vakuola yang besar, ukuran sel lebih besar dibandingkan sel-sel epidermis. Sel-sel ini dapat terdapat di seluruh permukaan adaksial daun/berupa deretan sejajar yang terpisah di antara tulang-tulang daun. Sel-sel ini tersusun seperti kipas dan sel pusatnya adalah yang paling tinggi. Sel kipas mengandung banyak ar dan tanpa/hamper tidak mengandung kloroplas. Fungsi sel kipas : Berfungsi dalam proses pembukaan gulungan daun dalam tunas dan untuk mengurangi penguapan yang berlebihan 4. SEL KERSIK DAN SEL GABUS Pada Gramineae, terdapat di antara sel-sel epidermis. Yang memanjang yang disebut sel panjang terdapat juga yang dinamakan sel pendek. Sel pendek ini terdiri atas 2 tipe sel, yaitu : sel silika dan sel gabus. Kedua macam sel ini sering dibentuk dalam pasangan di sepanjang daun. Sel silika : mengandung badan-badan silika (SiO2) yang berbentuk bulatan, elips, halter/pelana. Dijumpai juga pada tanaman Cyperaceae, Equisetinae dan Ficus dan beberapa Monocotyledoneae lainnya. Kandungan silikon dalam sel muda rendah, akumulasinya tinggi pada sel yang mengalami proses menua. Sel gabus : dinding selnya disisipi suberin (gabus). Fungsi sel gabus dan sel silika : memperkuat batang, kulit batang menjadi keras. 5. LITOKIS Dijumpai pada daun Ficus sp (beringin), di antara sel-sel ep ada yang mengalami penebalan secara centripetal yang tersusun oleh tangkai selulosa dengan deposisi/endapan Ca-carbonat yang membentuk bangunan seperti sarang lebah dan disebut sistolit.

Jaringan ( meristem )

Jaringan adalah sekumpulan/sekelompok sel yang mempunyai bentuk, sifat dan fungsi/tugas yang sama. Pada tumbuhan/organisme tingkat rendah belum terdapat jaringan, bahkan ada yang selama hidupnya tetap bersel 1 (uniseluler), misal : ganggang Caulerpa sp. Jaringan pada umumnya terdapat pada tumbuhan yang tinggi tingkatannya, makin tinggi tingkatannya, makin jelas adanya deferensiasi yang membentuk jaringan-jaringan yang berlainan. Deferensiasi adalah perubahan morfologi dan fisiologi menuju ke spesialisasi yang terjadi di dalam sel, jaringan, organ/seluruh tubuh, selama proses perkembangan dari tingkat meristematik ke tingkat dewasa. Spesialisasi adalah tingkat perubahan yang mengikuti fungsi yang dibebaskan pada sel di dalam tubuh tumbuhan. Umumnya tumbuhan tingkat rendah, misalnya ganggang Spirogyra, Cladophora, Zygnema, meskipun terdiri dari deretan sel-sel namun tidak dapat dikatakan sebagai jaringan karena masing-masing merupakan individu-individu yang mengumpul dan masing-masing selnya aktif dengan kehidupannya sendiri-sendiri. Bila dipotong masing-masing potongan dapat hidup, disebut koloni. Pada tumbuhan tertentu, misal : golongan fungi/ jamur telah nampak seakan-akan terjadi jaringan-jaringan, namun sesungguhnya merupakan sel-sel bebas yang berhasil mengumpul dan membentuk semacam anyaman disebut plektenkim / jaringan semu/pseudo parenkim. Terjadinya pada tumbuhan adalah karena adanya pembelahan sel-sel, yang dalam hal ini sel-sel yang terjadi tetap melakukan hubungan yang erat satu sama lain. Pembentukan jaringan tersebut sangat erat hubungannya dengan pembentukan organ-organ pada tumbuhan (akar, batang, daun, bunga, buah, dan lain-lain). Selain adanya noktah-noktah yang ternyata berkaitan dengan pertumbuhan sel-sel muda sel-sel dewasa, di antara sel-sel tersebut terjadi pula ruang antar sel. Menurut “peristiwa terbentuknya”, dibedakan menjadi : a) Schizogen (sisogen) : apabila sel-sel saling menjauhkan diri sehingga terbentuk ruangan di antara sel-selnya. b) Lysigen (lisigen) : apabila tejadinya karena terdapat dinding sel/beserta isinya yang mengalami pelarutan. c) Rhexigen (reksigen) : apabila terjadinya disebabkan karena adanya robekan /kerusakan pada dinding selnya hal ini karena adanya pertumbuhan di sekitarnya. d) Schizolyzigen(skisolisigen): apabila terjadinya mula-mula sel-selmya saling menjauhkan diri dan kemudian ada sel-sel yang mengalami pelarutan. Di dalam ruang antar sel terdapat udara yang berfungsi untuk pertukaran gas yang diperlukan oleh protoplas. Macam-macam jaringan pada tumbuhan : _ Menurut tingkat perkembangannya : a. Jaringan meristem/jaringan muda b. Jaringan permanen/jaringan dewasa _ Menurut fungsinya : a. Jaringan pengangkut : xilem, floem. b. Jaringan pelindung : epidermis, gabus sekunder. c. Jaringan penyokong : kolenkim, sklerenkim. d. Jaringan sekresi : trikoma glanduler. e. Jaringan penyimpanan : parenkim f. Jaringan meristem : meristem _ Menurut tipe sel penyusunnya : a. Jaringan sederhana : bersifat homogen dan terdiri atas hanya 1 tipe sel : parenkim, kolenkim, sklerenkim b. Jaringan kompleks/majemuk : Bersifat heterogen dan tersusun atas 2 tipe sel/lebih : xilem, floem, epidermis. A. JARINGAN MUDA (MERISTEM) Sel-sel yang membentuknya juga dalam keadaan muda (embrional), terdapat pada ujung-ujung organ. Fungsi : - membelah menghasilkan sel-sel baru - membentang tumbuh - berdeferensiasi menjadi jaringan dewasa spesialisasi Sifat-sifatnya : _ Sel kecil, berdinding tipis (pektin), bentuk teratur : segi empat / kubus. _ Lumen penuh protoplas, vakuola kecil-kecil dan banyak _ Tidak mempunyai ruang antar sel (sel-sel rapat letaknya satu sama lain) Sifat khusus : Sel-sel yang membentuknya selalu mengadakan kegiatan-kegiatan untuk membelah bersifat meristematis. Klasifikasi Meristem : Menurut asalnya dibagi menjadi : 1) Meristem primer : yaitu meristem yang sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel embrional, sehingga merupakan lanjutan dari pertumbuhan embrio 2) Meristem sekunder : yaitu meristem yang berkembang dari jaringan dewasa yang telah mengadakan deferensiasi. Misal : kambium, kambium gabus (felogen). Menurut letaknya pada tumbuhan dibagi : 1) Meristem apikal : (meristem ujung) Terdapat pada ujung-ujung batang, cabang, akar (berasal dari meristem primer) 2) Meristem interkalar : (meristem antara) Terdapat di antara jaringan dewasa Misal : di pangkal ruas batang tumbuhan Gramineae (berasal dari meristem primer) 3) Meristem lateral : (meristem samping) Letaknya sejajar dengan permukaan dan sepanjang organ. Misal : kambium dan kambium gabus (dari meristem sekunder) Macam-macam pembelahan : a) tangensial / periklinal : bila dinding pemisah terjadi sejajar dengan permukaan organ b) radial : bila dinding pemisah tegak lurus dengan permukaan organ dan melalui jari-jari organ c) antiklinal : bila dinding pemisah tegak lurus dengan sumbu organ Meristem Sekunder Adalah jaringan yang sel-selnya telah mengalami deferensiasi dan berfungsi sebagai jaringan dewasa, kemudian dapat melakukan aktifitas sebagai meristem lagi, missal : 1. Kambium Bentuk sel pipih, prismatis agak memanjang, dinding tipis, tersusun rapat satu sama lain, tanpa ruang antar sel. Cara memperbanyak diri : dengan membelah. Dinding pemisah antara 2 sel terjadi secara suksedan (sedikit demi sedikit). Kambium memperbanyak diri secara ganda, karena dapat membentuk bermacam-macam jaringan baru ke segala arah, yaitu : ─ Ke arah antiklinal, membentuk sel-sel inisial baru ─ Ke arah periklinal membentuk fluem dan xilem sekunder, yang kadang-kadang juga membentuk sel-sel jari-jari empulur/parenkim sekunder bersifat dipleuris (mampu membentuk jaringan ke 2 arah (luar/dalam) Kambium terdapat pada semua tumbuhan yang mengalami pertumbuhan menebal sekunder, yaitu tumbuhan yang tergolong Dicotyledoneae, kadang-kadang juga terdapat pada Monocotyledoneae tertentu, misal dari ordo Liliales. Kambium pada ordo Liliales tersebut bersifat monopleuris karena hanya membentuk sel-sel ke 1 arah saja, yaitu ke arah dalam membentuk sel-sel berkas pengangkut. 2. Felogen Merupakan meristem sekunder yang membentuk jaringan gabus sekunder, yaitu ke arah luar membentuk felem (sel gabus) sedang ke arah dalam membentuk feloderm (parenkim gabus) disebut juga bersifat dipleuris. Oleh karena kambium atau kambium gabus ini letaknya lateral pada batang/akar yaitu sejajar dengan permukaan sisi organ tempat terdapatnya maka keduanya disebut meristem lateral. Sedang meristem interkalar mempunyai aktivitas pertumbuhan di daerah jaringan primer yang berasal dari meristem apikal. Meristem tersebut tersisip di daerah jaringan yang telah terdeferensiasi dan berfungsi sebagai jaringan dewasa, kemudian dapat melakukan aktifitas sebagai meristem lagi. Kambium/kambium gabus bersifat dipleuris Felogen pada tanaman yang luka bersifat monopleuris, karena hanya membentuk sel-sel ke arah luar (felem) saja. Monocotyledoneae yang berkambium.

Jumat, Desember 7

Puyer

Puyer atau pulvis adalah salah satu bentuk sediaan obat yang biasanya
didapat dengan menghaluskan atau menghancurkan sediaan obat tablet atau
kaplet yang biasanya terdiri atas sedikitnya dua macam obat.

Alasan dibuatnya puyer adalah :
1.     Pasien tidak bisa menelan tablet/pil/kapsul. biasanya pada pasien anak/balita
2.     Tidak ada dosis yang sesuai pada sediaan yang ada
3.     Jika pasien anak-anak mendapat obat lebih dari 1 macam
4.     Tidak ada sediaan bentuk lain yang sesuai. misalnya bentuk syrup nya tida ada

-  Keuntungan Puyer

   a  Mudah diminum
      Anak-anak biasanya susah untuk meminum tablet atau kapsul, sehingga para dokter
      lebih sering meresepkan puyer, agar anak-anak mau meminum obat.
   b  Mudah diserap
      Puyer tidak perlu mengalami disintegrasi lagi, tetapi akan langsung larut,
      diabsorpsi,dan disebar ke seluruh tubuh
   c  Mempermudah pasien meminum obat
      Pada saat pasien meminum obat yang dalam jumlah banyak, jika dibuat dalam bentuk
      puyer.

-  Kerugian puyer
   a  Tidak higienis
      Dikatakan tidak higienis bias disebabkan oleh beberapa hal, misalnya oleh lumpang
      atau alu yang masih tersisa oleh obat-obatan sebelumnya.
   b  Tidak homogen
      Kehomogenan suatu sediaan puyer dilihat dari warnanya yang tercampur rata, jika
      obat-obat itu berbeda warna bisa diketahui jika sudah homogen atau tidak, tapi jika
      warna obatnya sama, akan susah mengetahui, apakah obat tersebut sudah homogen atau tidak
   c  Takaran tidak akurat
      Di beberapa tempat, atau mungkin di semua tempat,pembagian serbuk-serbuk obat tersebut
      ke dalam kertas pembungkus, tidak dilakukan dengan ditimbang, tetapi lebih dengan pengamatan
      mata. Hal inilah yang bisa berbahaya, sebab mungkin di satu kertas A lebih beberapa miligram
      daripada di kertas B
   d  Adanya serbuk yang terbuang
      Dengan menggerus obat menjadi bentuk puyer, akan banyak serbuk obat yang terbuang di
      beberapa tempat
   e  Polifarmasi
      Polifarmasi sangat mungkin terjadi pada sediaan puyer. Adanya berbagai macam obat yang
      dicampur menjadi satu, dapat menimbulkan interaksi obat, selain itu juga mungkin akan
      timbul efek samping, atau juga bahkan bisa meningkatkan toksisitasnya


   f  Kestabilan terganggu
      Stabilitas obat tertentu dapat menurun bila bentuk aslinya digerus, misalnya bentuk tablet
      salut selaput (film coated), tablet salut selaput (enteric coated), atau obat yang tidak stabil
      (misalnya asam klavulanat) dan obat yang higroskopis (misalnya preparat yang mengandung enzim
      pencernaan).



Dosis adalah takaran atau jumlah, dosis obat adalah takaran obat yang bila dikelompokkan bisa dibagi :

- Dosis Terapi yaitu dosis obat yang dapat digunakan untuk terapi atau pengobatan untuk penyembuhan
  penyakit.
- Dosis Maksimum yaitu dosis maksimal obat atau batas jumlah obat maksimum yang masih dapat digunakan
  untuk penyembuhan
- Dosis Lethalis yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat mematikan bila dikonsumsi. Bila mencapai
  dosis ini orang yang mengkonsumsi akan over dosis (OD)




 Cara menghitung Dosis Maksimum (DM) untuk oral :
     i). Rumus Young
         Untuk umur 1-8 tahun dengan rumus :
         (n/n + 12) x DM (dewasa)          n = umur dalam tahun

     ii). Rumus Dilling
         Untuk umur di atas 8 tahun dengan rumus :
         (n/20) x DM                             n = umur dalam tahun


    iii). Rumus Fried
         (n/150) x DM                            n = umur bayi dalam bulan


    iv). Bila dalam berat badan
         Rumus Clark
         (Berat badan dalam kilogram) / 70 kg  x DM (dewasa)
- Pengenceran bahan dalam mengerjakan resep biasanya kalau bahan obat yang akan ditimbang kurang
  dari 50 mg, karena penimbangan di bawah 50 mg kurang akurat maka dilakukan pengenceran supaya
  bahan obat yang jumlahnya kecil dosisnya dapat tetap dijaga.
- Misalnya bila dalam resep kita hendak menimbang Diazepam 20 mg.
- Timbang Diazepam 50 mg, bisa ditambahkan zat warna sedikit (untuk melihat kehomogenan campuran
  obat nanti), seperti carmin, ditambah saccharum lactis 2.450 mg. Dalam mortir, gerus saccharum
  lactis sebagian, tambahkan Diazepam, zat warna (carmin), gerus hingga homogen (warna merah merata),
  tambahkan sisa saccharum lactis sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen.

Dari campuran ini ditimbang = 1.000 mg
  Untuk Diazepam 20 mg = 20/50 x 2.500 mg
  = 1.000 mg
Dari campuran 1.000 mg ini mengandung 20 mg Diazepam dari hasil pengenceran Diazepam dalam saccharum
lactis ini yaitu 1.000 mg (1:50).
Pengenceran bisa dilakukan dengan perbandingan 10 kali, 30 kali, 50 kali. Hasil pengenceran dari
serbuk ini sebaiknya paling sedikit 200 mg.

Kamis, Desember 6

Sejarah Farmasi


Farmasi (bahasa Inggris: pharmacy, bahasa Yunani: pharmacon, yang berarti : obat) merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik farmasi tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien (patient care) di antaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat. Kata farmasi berasal dari kata farma (pharma).

Farma merupakan istilah yang dipakai pada tahun 1400 - 1600an.
1.    Paracelsus (1541-1493 SM) berpendapat bahwa untuk membuat sediaan obat perlu pengetahuan kandungan zat aktifnya dan dia membuat obat dari bahan yang sudah diketahui zat aktifnya

2.    Hippocrates (459-370 SM) yang dikenal dengan “bapak kedokteran” dalam praktek pengobatannya telah menggunakan lebih dari 200 jenis tumbuhan.

3.    Claudius Galen (200-129 SM) menghubungkan penyembuhan penyakit dengan teori kerja obat yang merupakan bidang ilmu farmakologi.

4.    Ibnu Sina (980-1037) telah menulis beberapa buku tentang metode pengumpulan dan penyimpanan tumbuhan obat serta cara pembuatan sediaan obat seperti pil, supositoria, sirup dan menggabungkan pengetahuan pengobatan dari berbagai negara yaitu Yunani, India, Persia, dan Arab untuk menghasilkan pengobatan yang lebih baik.

5.    Johann Jakob Wepfer (1620-1695) berhasil melakukan verifikasi efek farmakologi dan toksikologi obat pada hewan percobaan, ia mengatakan :”I pondered at length, finally I resolved to clarify the matter by experiment”. Ia adalah orang pertama yang melakukan penelitian farmakologi dan toksikologi pada hewan percobaan. Percobaan pada hewan merupakan uji praklinik yang sampai sekarang merupakan persyaratan sebelum obat diuji–coba secara klinik pada manusia.
6.    Institut Farmakologi pertama didirikan pada th 1847 oleh Rudolf Buchheim (1820-1879) di Universitas Dorpat (Estonia). Selanjutnya Oswald Schiedeberg (1838-1921) bersama dengan pakar disiplin ilmu lain menghasilkan konsep fundamental dalam kerja obat meliputi reseptor obat, hubungan struktur dengan aktivitas dan toksisitas selektif. Konsep tersebut juga diperkuat oleh T. Frazer (1852-1921) di Scotlandia, J. Langley (1852-1925) di Inggris dan P. Ehrlich (1854-1915) di Jerman.



Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan tradisional yang berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, dan Wilayah Asia lainnya. Mulanya “ilmu pengobatan” dimiliki oleh orang tertentu secara turun-temurun dari keluarganya. Bila kamu sering nonton film Cina, pasti banyak kalian lihat para tabib yang mendapatkan ilmunya dari keluarga secara turun-temurun. Itu gambaran “ilmu farmasi” kuno di Cina. Kalau di Yunani, yang biasanya dianggap sebagai tabib adalah pendeta.

Dalam legenda kuno Yunani, Asclepius, Dewa Pengobatan menugaskan Hygieia untuk meracik campuran obat yang ia buat. Oleh mmasyarakatt Yunani Hygiea disebut sebagai apoteker (Inggris : apothecary). Sedangkan di Mesir, paktek farmasi dibagi dalam dua pekerjaan, yaitu : Yang mengunjungi orang sakit dan yang bekerja di kuil menyiapkan racikan obat.

Buku tentang bahan obat2an pertama kali ditulis di Cina sekitar 2735 SM, kemudian sekitar tahun 400 SM berdirilah sekolah kedokteran di Yunani. Salah seorang muridnya adalah Hipocrates yang menempatkan profesi tabib pada tataran etik yang tinggi. Ilmu farmasi secara perlahan berkembang.

Di dunia Arab pada abad VIII, ilmu farmasi yang dikembangkan oleh para ilmuwan Arab menyebar luas sampai ke Eropa. Pada masa ini sudah mulai dibedakan peran antara seorang herbalist dengan kedokteran terjadi pada tahun 1240 ketika Kaisar Frederick II dari Roma melakukan pemisahan tersebut. Maklumat yang dikeluarkan tentang pemisahan tersebut menyebutkan bahwa masing2 ahli ilmu mempunyai keinsyafan, standar etik, pengetahuan, dan keterampilan sendiri-sendiri yang berbeda dengan ilmu lainnya.

Dengan keluarnya maklumat kaisar ini, maka mulailah sejarah baru perkembangan ilmu farmasi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Berdasarkan hal tersebut maka lambang Ilmu Farmasi dan Kedokteran Berbeda. Ilmu Farmasi memakai lambang cawan dililit ular sedangkan kedokteran tongkat dililit ular.




Logo Farmasi       

                                                                                                                                                                                                      

Logo Kedokteran








Demikian beberapa ulasan sejarah farmasi Dunia barat yang semuanya berawal dari Hipocrates yang dikenal sebagai bapak kedokteran, jika dilihat secara mendalam maka ilmu kefarmasian dan ilmu kedokteran memiliki sumber yang sama sehingga diharapkan keilmuan ini dapat bekerja sama untuk mencapai efek terapi yang maksimal bagi pasien.


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting